Gairah Bersekutu dengan Tuhan

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakan hatimu dan bertobatlah

August 1, 2021

Gairah Bersekutu dengan Tuhan

Firman: Wahyu 3: 14-22 (baca 19-22)

Penglihatan Rasul Yohanes sewaktu ia di “Patmos” (1: 9) dan Tuhan berkata “Karena itu tuliskan apa yang telah kaulihat .. rahasia .. ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat” (1:19-20). Salah satu yang akan kita bahas adalah  jemaat di Laodikia, “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas .. Jadi karena engkau suam-suam kuku .. Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu” (ay 15-16). Mengapa? “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” (3:17). Sudah mapan sedangkan kehendakNya, “Biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11). Apa yang perlu dilakukan agar kita dapat bersekutu dengan bergairah?

1. Berpalinglah kepada Tuhan

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakan hatimu dan bertobatlah” (ay 19). Pernyataan Tuhan di awali dengan “Kukasihi .. Kutegor .. Kuhajar” dan demikianlah sesuai pernyataan penulis Ibrani “Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihiNya .. menyesah .. yang diakuiNya sebagai anak” (Ib 12:6). Tidak mudah menegur apalagi menghajar. Jemaat marah, mundur bahkan meninggalkan gereja. Tuhan juga menyatakan “Aku menghajar dia .. tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya” (Yes 57:17). Tuhan berkata “relakan .. bertobatlah” – ubah cara berpikirmu dan “hasilkanlah buah .. pertobatan” (Mat 3:8)

2. Meresponi panggilan Tuhan

“Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu. Aku akan masuk” (ay 20). Tuhan tidak memaksa, Ia menghargai kehendak bebas. Tetapi maukah kita? Mendengarkan dan meresponi! Dalam hal ini mendengarkan suara Tuhan dan membuka pintu. Bagaimanakah agar dapat meresponi panggilanNya? Kisah para murid, “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara” (Luk 24:32). Inikah yang kita alami? Disamping itu dibutuhkan rendah hati dan taat, seperti Tuhan Yesus, “Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati” (Fil 2:8). Dampaknya sebagai janjiNya, “Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan .. sehingga kamu mengasihi Tuhan .. maka Ia akan memberikan hujan .. sehingga engkau dapat mengumpulkan ..” (Ul 11:13-14)

3. Hidup dekat dengan Tuhan

“Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (ay 20). Makan bersama di masa tradisi waktu itu, merupakan sesuatu yang sangat berharga menggambarkan kasih dan keakraban/ persaudaraan. Orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut dan berkata “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka” (Luk 15:2). Lebih daripada itu kata “bersama-sama dengan” dapat disamakan dengan, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yoh 15:4) dan persekutuan seperti ini menjadikan “ia berbuah banyak” (Yoh 15:5) dan “mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya” (Yoh 15:7). Dalam perikop ini “ia akan Kududukan bersama-sama Aku di atas tahtaKu” (ay 21)

Kotbah terbaru

Next Messages